Pendidikan Politik Untuk Kelompok Marginal

(Yogyakarta, 28 September 2022) Seringkali dalam program-program yang ada, lansia ditempatkan sebagai objek karena dianggap tidak mampu lagi bersuara dan berkontribusi. Seolah seperti sebagai penerima program. Sedangkan lansia dan pra lansia sesungguhnya memiliki kapasitas untuk menjadi aktor dalam pembangunan, serta memberdayakan komunitasnya.

Para lansia memerlukan ruang beraspirasi dan saling menguatkan antara lansia dan pra lansia satu dengan yang lain. Oleh karenanya pendekatan terhadap program yang menyangkut lansia harus berdasarkan hak (rights based approach) dan menempatkan lansia sebagai subjek, aktor yang berperan penting dalam proses pemberdayaan.

Dra. Ari Arif Purnamawati (PLT Kepala RPSLUT Budhi Dharma)  menyampaikan puji syukur Kami haturkan ucapan terimakasih kepada kepala kesbangpol dan jajarannya untuk menoleh memberikan sedikit banyak ilmu untuk menghadapi pemilu yang akan datang agar sesuai dengan arahan.

Widiyastuti, S.S.,M.Hum ( Kepala Bidang Poldagri dan Ormas) sembari menyerahkan Tali Asih menambahkan info tentang pemilu, karena beliau (bapak dan ibu) disini ini punya hak untuk memilih. jika sulit seharusnya ada TPS sendiri untuk simbah2 disini karena suaranya mempengaruhi untuk pemilihan yang akan kita selenggarakan.

Sementara Narasumber dalam Acara Pendidikan Politik Bagi Kelompok Marginal Dr. Khoiruddin Bashori (Dosen Psikologi UAD) menyampaikan Partisipasi politik lebih berfokus pada kegiatan politik rakyat secara pribadi dalam proses politik , seperti memberikan hak suara atau kegiatan politik lain yang dipandang dapat mempengaruhi pembuatan kebijakan politik oleh Pemerintah dalam konteks berperan serta dalam penyelenggaraan pemerintahan.