PEMANTAPAN PARENTING KEBANGSAAN TAHUN 2023
Keluarga sebagai lingkungan sosial terkecil dalam masyarakat memegang peran penting dalam membentuk karakter anak. Pola asuh orang tua menjadi salah satu yang harus diperhatikan, sebab apapun yang di lihat, di dengar, dan dirasakan oleh anak akan menjadi contoh bagi mereka. Sehingga, sebagai orang tua harus memberikan keteladanan baik untuk anak.
Oleh karena itu, berdasarkan pada Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 114 Tahun 2022 tentang Fungsi, Rincian, Tugas, dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta melaksanakan kegiatan “Pemantapan Parenting Kebangsaan Tahun 2023” yang diselenggarakan selama 4 hari berturut-turut sejak tanggal 12 – 15 Juni 2023 di empat tempat yang berbeda. Hari pertama di Kelurahan Baciro (Senin, 12 Juni), Kelurahan Suryodiningratan (Selasa, 13 Juni), Kelurahan Bausasran (Rabu, 14 Juni), Kelurahan Gunungketur dan Kelurahan Sosromenduran yang bertempat di Pendopo Badan Kesbangpol Kota Yogyakarta (Kamis, 15 Juni). Kegiatan dihadiri oleh lebih kurang 25 peserta dari masyarakat kelurahan terkait dan perwakilan dari PKK Kota, Kelurahan, maupun Kemantren.
Dihadiri oleh dua narasumber yakni Ibu Wuri Astuti (TP. PKK Kota Yogyakarta) dan Ki Sutikno (Pakar pendidikan). Ibu Wuri Astuti (TP. PKK Kota Yogyakarta) memaparkan materi mengenai “Peran Penting PKK sebagai Mitra Parenting Kebangsaan”. Dalam pemamaparannya tersebut, Ibu Wuri Astuti selaku ketua pokja 1 PKK menjelaskan program-programnya yang berkaitan dalam pola asuh anak dan remaja yakni pengamalan penghayatan pancasila dan kehidupan bergotong royong. Dalam tahapan memberi “vaksin” nasionalisme di dalam keluarga dimulai dari pernikahan yang sah, mempunyai bekal sebagai orang tua menjadi teladan, serta menghadirkan nilai-nilai dalam Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) melalui pembiasaan lagu-lagu nasional dan daerah. Sehingga, dengan pembiasaan tersebut dapat melahirkan generasi muda yang berkarakter dan berjiwa nasionalisme yang kuat. Sebab, keluarga merupakan tempat pertama dan utama lahirnya generasi yang berkarakter.
Kemudian, materi kedua disampaikan oleh Ki Sutikno (Pakar pendidikan) dengan mengajarkan Pembentukan Karakter Generasi Muda Sejak Usia Dini Melalui Parenting Kebangsaan. Terdapat lima kata yang perlu dicermati dalam materi ini ialah Santun, Rukun, Pemersatu, Kebhinekaan, dan Bangsa. Dalam upaya menumbuhkan sikap santun dan rukun ada tiga poin yang harus dimiliki setiap orang yaitu Berdamai dengan diri sendiri, Berdamai dengan lingkungan, dan Berdamai dengan semesta. “Sikap santun dan rukun akan memperlancar terciptanya pembauran kebangsaan karena penyesuaian antara dua atau lebih kebudayaan itu dilandasi dengan kerendah-hatian dan sikap "tepa-slira"”, tambah Ki Sutikno.
Peserta juga dikenalkan dengan SiKumbang (Kartu Tumbuh Kebangsaan) yang merupakan kartu untuk mengukur capaian perkembangan anak mengenai wawasan kebangsaan. Dalam SiKumbang, terdapat sebuah grafik yang menjadi patokan dalam pencapaian anak. Jika grafik berada di atas garis hijau, maka ketrampilan dan perkembangan anak sudah sesuai dengan umurnya. Tetapi, jika grafik berada di bawah garis hijau, artinya sang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan dan harus mendapatkan stimulasi (rangsangan).
Parenting kebangsaan diresmikan pada 2 November 2021, program ini disinergikan dengan Program Kampung KB dan Program Bina Keluarga Balita (BKB). Parenting kebangsaan dihadirkan ke masyarakat sebagai metode dalam memberikan pola asuh kepada anak usia dini dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan. Hal ini sebagai upaya dalam menumbuhkan semangat dan jiwa nasionalisme ke anak agar kelak ia tetap mencintai tanah airnya Indonesia, mempertahankan jiwa nasionalisme dan patriotisme, dan senantisa mengingat perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan tanah air Indonesia.