Cerdas Politik dan Demokrasi, Siapa Takut?!

Masa remaja menjadi masa yang penting karena merupakan masa transisi. Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan untuk membentuk dan mengembangkan ranah afektif pada remaja SMA adalah dengan kegiatan olahraga dan permainan. Perkembangan dan terbentuknya karakter seseorang dipengaruhi oleh kemampuan kognisi dan daya tangkapnya dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial budaya. Oleh karena itu, karakter seseorang terbentuk bukan saja karena menirukan melalui pengamatan, tetapi juga dapat diajarkan melalui kegiatan di luar kelas.

Aktivitas luar kelas merupakan salah satu bentuk kegiatan bermain yang dilakukan di tempat terbuka tanpa harus terfokus pada ukuran lapangan. Bermain pada dasarnya adalah proses experiental learning yang pelakunya mengalami dan merasakan secara langsung. Hal ini berbeda dengan kegiatan belajar di ruang kelas yang lebih menonjolkan salah satu aspek, misalnya aspek kognitif.

Kegiatan belajar yang efektif adalah dilakukan dengan belajar langsung di luar kelas dengan siswa bisa merasakan dan mengalami langsung apa yang mereka pelajari. Dampak dan pengaruh yang ditimbulkan oleh proses ini akan mudah diserap, dipahami, dan diingat lebih lama dibanding jika hanya menggarap salah satu aspek.

Aktivitas di luar kelas yang disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi dan petualangan sebagai media penyampaian materi. Dengan konsep interaksi antaranak didik dan alam melalui kegiatan simulasi di alam terbuka. Hal tersebut diyakini dapat memberikan suasana yang kondusif untuk membentuk sikap, cara berpikir serta persepsi yang kreatif dan positif dari setiap siswa guna membentuk jiwa kepemimpinan, kebersamaan (teamwork), keterbukaan, toleransi dan kepekaan yang mendalam, yang pada harapannya akan mampu memberikan semangat, inisiatif, dan pola pemberdayaan baru dalam suatu sekolah.

Pada tanggal 24 Juli 2023, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Healing Demokrasi dengan tema “Cerdas Politik dan Demokrasi, Siapa Takut?” di Lor Sambi Pakembinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Healing Demokrasi ini dihadiri 70 peserta diantaranya 4 siswa dan 1 pendamping dari 10 SMA berbeda, berikut SMA yang berpartisipasi dalam Healing Demokrasi;
SMA Negeri 1 Yogyakarta
SMA Negeri 6 Yogyakarta
SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta
SMA Stella Duce 1 Yogyakarta
SMA Negeri 10 Yogyakarta
SMK Negeri 2 Yogyakarta
SMK Negeri 5 Yogyakarta
SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta
SMK Perkebunan MM-52 Yogyakarta
SMK Cipta Bhakti Husada Yogyakarta


Koordinator Umum KISP, Moch Edward Trias Pahlevi menerangkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengajak pelajar belajar demokrasi sekaligus mendorong untuk terlibat aktif.

"Kegiatan ini menjadi momentum bagus menyongsong Pemilu 2024, kita mengajak para pelajar dapat lebih partisipatif sambil healing atau berlibur" ungkap Edward.

Kegiatan Healing Demokrasi diawali dengan sesi materi yang diisi oleh Pegiat KISP, Muhammad Hima El Muntaha dan Muhammad Iqbal Khatami. 

Pada materi pertama, Hima memaparkan terkait peran penting pelajar sebagai generasi muda dalam kehidupan berdemokrasi.

Sedangkan pada materi kedua, Iqbal mengajak para peserta untuk mulai berperan serta melalui ide dan gagasan yang dapat mereka kembangkan di lingkungan sekitar, terutama melalui pemanfaatan media sosial.

Pasca materi, peserta diminta mengimplementasikan materi yang didapat dengan membuat video vlog secara berkelompok.

Berikutnya dilanjutkan dengan rangkai Outbond yang diarahkan oleh tim dari Lor Sambi Camping Ground. Dengan harapan dengan adanya Healing Demokrasi ini, bisa memberikan edukasi demokrasi kepada Siswa SMA di Kota Yogyakarta dengan cara yang menyenangkan serta Meningkatkan kualitas partisipasi pemilih pemula.