Studi Tiru

Pada hari Jumat, 15 September 2023 Kesbangpol Kota Yogyakarta beserta FKUB Kota Yogyakarta melakukan kunjungan kejra studi tiru ke Kesbangpol Kota Batu dan FKUB Kota Batu.

Seperti yang kita tahu, FKUB Kota Batu raih penghargaan Harmony Award dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan kepada Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Batu pada 3 Januari 2021 di Kantor Kemenag RI, DKI Jakarta.

Didampingi Kementerian Agama (Kemenag) dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Yogyakarta mendatangi Gedung Balaikota Among Tani. Rombongan diterima baik oleh FKUB Kota Batu dan disambut oleh Kepala Kesbangpol Kota Batu, Bapak Ahmad Dahlan, S.Sos, MAP.

Dalam Sambutannya beliau mengucapkan selamat datang, dan menjelaskan sedikit tentang sejarah Kota Batu Kota Batu dahulu merupakan bagian dari Kabupaten Malang, yang kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993. Pada tanggal 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang.

Dipimpin oleh Ketua FKUB Kota Yogyakarta, Muhammad Chirzin berterus terang terkait studi tiru mengenai harmony awards, dan bagaimana cara merawat desa kerukunan, sedang yang diketahui bahwa FKUB Kota Batu meresmikan 2 desa kerukunan di 3 kecamatan di Kota Batu.

Dari FKUB Kota Batu sendiri mempunyai target, yakni "Kami memiliki target diantaranya meresmikan 3 desa kerukunan di 3 kecamatan, dan Alhamdulillah saat ini kami sudah memiliki 2 desa kerukunan di 3 kecamatan" ungkap Ketua FKUB Kota Yogyakarta, Muhammad Ruba'i.

Tersampaikanlah bagaimana FKUB Kota Batu merawat desa kerukunan ini dengan tetap memantau merawat dan mencari relasi untuk selalu mengedukasi terkait toleransi dan kerukunan umat beragama, diantaranya mereka bekerja sama dengan Universitas Brawijaya fakultas Ilmu Budaya, tak jarang FKUB menghadirkan narasumber dari Universitas tsb untuk mengedukasi dan memberikan pembinaan terkait kerukunan dan toleransi dalam beragama. 

Tak hanya itu Ketua FKUB Kota Batu, juga menjelaskan bahwa kebanyakan warga di Kota Batu sendiri dalam satu keluarga terdiri lebih dari 1 keyakinan. Jadi bukan hal yang asing untuk toleransi dalam beragama.

FKUB Kota Batu juga menanyakan terkait, Bagaimana cara Kota Yogyakarta menjaga toleransi agar tetap ada, karena seperti yang kita tahu bahwa di Kota Yogyakarta sendiri banyak pendatang dari berbagai suku budaya serta latar belakang keyakinan.

Yang terjadi di Yogyakarta, tak bisa lepas dan masih selalu terpantau oleh Sri Sultan Hamengkubowono X, Jadi di Yogyakarta sendiri menyediakan asrama-asrama mahasiswa dari berbagai daerah, saat datang pun para pendatang dari berbagai asrama ini seolah-seolah "kulonuwun" dan di[ersilahkan oleh Sri Sultan, dan sudah diterapkan kepada pendatang-pendatang terdahulu untuk membimbing mahasiswa-mahasiswa pendatang baru, menerapkan bahwa sudah menjadi budaya jika pendatang itu harus menyesuaikan dengan yang ditinggalkan yakni Kota Yogyakarta, dan dibantu menertibkan dan dikendalikan oleh Sri Sultan.

Melalui tanya jawab dan ramah tamah, baik tuan rumah maupun rombongan dari Kota Yogyakarta saling mengemukakan hal-hal apa saja yang telah dilakukan guna mewujudkan Kerukunan Umat Beragama di daerahnya masing-masing, sehingga melalui audiensi ini, diperolehlah wawasan guna meningkatkan Kerukunan Umat Beragama di wilayahnya.

Muhammad Chirzin, selaku Ketua FKUB Kota Yogyakarta, didampingi Nyke Lestari SE.MME mewakili rombongan, menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan dari Badan Kesbangpol Kota Batu, dan menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan tim, untuk mengaji KUB di Kota Batu.