FGD Pluralisme

Selasa, 30 Januari 2024 pukul 08.00 s/d 12.00 WIB di Hotel @Hom Premiere Timoho (Jl. Ipda Tut Harsono No.24, Muja Muju, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55165) telah berlangsung kegiatan FGD Pluralisme dengan Tema “Pilihan Boleh Beda Persatuan Tetap Terjaga” yang di selenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta. Kegiatan terebut dihadiri oleh (Bapak Nindyo Dewanto, S.H.,M.Hum) Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politi, Ashilly Achidsti, S.I.P., MPA pengamat politik, Noor Harsya Aryo Samudro, S. Sn, M. AP (Ketua KPU Kota Yogyakarta) dan Gusremon,SH Ketua Ikatan Keluarga Besar Minang Yogyakarta selaku narasumber serta peserta kegiatan FGD perwakilan paguyuban daerah yang ada di kota Yogyakarta.

Kepala badan kesatuan bangsa dan politik (Bapak Nindyo Dewanto, S.H.,M.Hum) dalam sambutannya menyaampaikan bahwa Wilayah Yogyakarta adalah wilayah paling beragam di Indonesia, adanya keberagaman suku dan ras dapat mewarnai kota Yogyakarta. Jangan sampai keberagaman menimbulkan perpecahan. Di Yogyakarta sangat menghargai walaupun pilihan berbeda tetapi saling bersatu. Kesbangpol tidak bosan bosan nya mengadakan acara semacam ini agar tidak terjadi perpecahan dan agar saling support”.

Kota Yogyakarta merupakan miniatur Indonesia atau Indonesia mini. Sebab terdapat berbagai suku bangsa yang tinggal di wilayah tersebut. Keberagaman warga masyarakat Yogyakarta yang terdiri dari berbagai suku, etnis dan agama menggambarkan Kebhinnekaan warga bangsa Indonesia ada dan hidup di kota Yogyakarta. Maka tidak mengherankan bila Yogyakarta ini kaya akan budaya, seni dan bahasa daerah yang dibawa dari berbagai suku yang hidup di Yogyakarta.

Beragamnya suku, agama dan ras di Kota Yogyakarta merupakan hal yang perlu disikapi positif dalam system demokrasi karena semakin banyaknya peluang anak bangsa membawa gagasan untuk diperjuangkan dalam kontertasi politik Indonesia. Sistem demokrasi memungkinkan siapa saja memiliki hak untuk dipilih sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Ashilly Achidsti, S.I.P., MPA pengamat politik selaku narasumber memaparkan mengenai mewujudkan pemilu damai, kritis dan toleran. Pemilu adalah pesta demokrasi. Menjadi pemilih yang kritis jangan setengah setengah dalam bersikap “tolak uangnya jangan pilih orangnya”. Narasumber menekan kan bahwa yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan. Pemilu 5 Tahun sekali tetapi relasi kita merupakan hal yang abadi”.

Noor Harsya Aryo Samudro, S. Sn, M. AP (Ketua KPU Kota Yogyakarta) selaku narasumber mengatakan bahwa Pemilu 2024 sudah melibatkan banyak anak muda yang ikut berkontribusi menjadi KPPS agar membuka warna baru . KPU Yogyakarta mendapatkan fasilitas dari pemerintah yaitu mendapatkan 2 linmas. Di kota Yogyakarta memiliki 14 TPS Khusus yang dapat digunakan pemilih dari luar untuk menggunakan hak pilihnya. Pilihan boleh beda, persatuan tetap terjaga ini adalah kunci kota Yogyakarta yang berhati nyaman. Kota Yogyakarta sangat menarik karena masyarakat Yogyakarta cerdas dan terbuka. Magnet warganya mau dipimpin luar daerahnya dan mudah beradaptasi. Yogyakarta sangat memberikan kebebasan dan toleransi daripada terjadi konflik lebih memilih harmoni.

 

Gusremon,SH Ketua Ikatan Keluarga Besar Minang Yogyakarta  selaku narasumber menekan kan bahwa “Masyarakat kota jogja mari masing masing perwakilan daerah untuk saling bersinergi untuk mengawasi pemilu agar berjalan dengan jurdil dan transparan”.

 

Tujuan diselenggarakannya Focus Group Discussion (FGD) Pluralisme Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta Tahun 2024 ini adalah untuk meningkatkan rasa toleransi pada kelompok paguyuban daerah yang tidak mudah terpecah belah dan tetap melestarikan kebudayaan.